KKN-PPM UGM 2020
Penggunaan plastik dalam memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kebijakan demi kebijakan yang diterapkan pemerintah juga membuat masyarakat semakin dilema. Aturan retribusi plastik yang telah diterapkan oleh beberapa kepala daerah juga ternyata tidak begitu berefek pada pengurangan sampah plastik di Indonesia. Konsumsi plastik yang cukup tinggi di Indonesia membuat negara ini pernah mencapai angka 9,58 miliar kantong plastik dalam satu tahun. Plastik tesebut banyak dijumpai di semua ekosistem baik darat ataupun laut. Plastik banyak yang tertimbun di dalam tanah dan tidak terurai sama sekali walaupun telah tertimbun sejak beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, plastik juga menjadi permasalahan utama di ekosistem laut. Plastik yang terbawa aliran sungai akan bermuara ke laut dan mengakibatkan terombang-ambing di lautan. Plastik yang berada di laut juga tidak dapat terurai dengan cepat. Hal tersebut sangat membahayakan biota laut. Konsumsi plastik yang tinggi juga menyebabkan banyak penduduk Indonesia yang melakukan pembakaran plastik. Pembakaran plastik tentu sangat membahayakan lingkungan. Asap hasil pembakaran plastik menghasilkan senyawa hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida. Hidrogen sianda berasal dari polimer akrlonitril sedangkan karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna. Dengan pelepasan kedua senyawa tersebut dari hasil pembakaran sampah, maka pencemaran udara semakin meningkat. Efek samping dari pencemaan udara adalah pemanasan global (Purwaningrum, 2016). Efek samping dari pemanasan global adalah pencairan es sehingga permukaan laut maningkat. Jadi pembakaran sampah plastik akan menghasilkan efek domino yang sangat panjang. Penimbunan sampah di dalam tanah juga tidak dapat dibenarkan. Hal tersebut justru akan berbahaya bagi ekosistem darat. Hal tersebut dikarenakan plastik yang ditimbun di dalam tanah tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Kegagalan dalam penguraian plastik menyebabkan tanah menjadi terkontaminasi. Kontaminasi plastik dapat menghilangkan mineral-mineral dalam tanah. Hilangnya minral-mineral di dalam tanah menyebabkan hewan yang hidup di dalam tanah kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga akan mati dan sulit ditemukan. Dengan hilangnya hewan yang hidup di dalam tanah akan menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Hal ini berdampak langsung pada tumbuhan. Dalam proses hidupnya tumbuhan membutuhkan mikroorganisme dan hewan dalam tanah sebagai perantara (Ahmann and J.R, 2007). Pada musim hujan, sampah plastik yang menumpuk akan terbawa aliran air hujan. Dengan demikian, plastik akan mencemari air hujan. Pencemaran tersebut lama-kelamaan akan menurunkan kualitas sumber daya air. Penutrunan kualitas suber daya air tersebut disebabkan karena bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam plastik. Bahan tersebut akan mengkontaminasi air. Bahan yang biasanya mengkontaminasi air adalah mikroplastik. Palstik yang terbawa hujan juga akan mengalir ke laut dan berdampak negatif bagi kehidupan laut. Penggunaan plastik yang sangat ringan, kecil, dan mudah disepelekan pun ternyata membawa efek negatif yang sangat besar bagi biota laut. Plastik yang kita gunakan akan bermuara ke lautan, terombang-ambing oleh ombak sehingga dapat saja termakan oleh hewan laut. Terkadang pula plastik yang kita gunakan ketika telah sampai lautan akan masuk ke sistem pencernaan dan sistem pernapasan biota laut dan dapat menyebabkan kematian biota laut. Nationalgeographic.co.id melansir penemuan paus sperma yang telah mati di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ironisnya, hasil identifikasi memperlihatkan penemuan bebeapa jenis plastik di dalam perut ikan paus. Jenis plastik tersebut antara lain : 115 gelas plastik dengan berat satuan 750 gram, 19 buah plastik keras dengan berat satuan 140 gram, 4 buah botol plastik dengan berat satuan 150 gam, 25 kantong plastik dengan berat satuan 260 gram, 6 potong serpihan kayu dengan berat satuan740 gram, 2 buah sendal jepit dengan berat satuan 270 gram, karung nilon seberat 200 gram, dan tali rafia seberat 3260 gram. Total sampah yang berada di dalam perut ikan paus tersebut seberat 5,9 kilogram sampah basah (Widyaningrum, 2018). KKN-PPM UGM 2020 Unit 2020-JT 313 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Jawa Tengah ________________________ Line : @e568cjlbe Instagram : @kknmuaraguntur